Rabu, 27 Mei 2009

BENDUNGAN TERPANJANG DIDUNIA BERNAMA JALAN PADANG BY PASS

Jalan Padang By Pass adalah sebuah jalan yang membentang dari Teluk Bayur kota Padang ke Duku di Kabupaten Padang Pariaman. Sejak mulai dibangun ± 20 tahun yang lalu jalan ini memang sudah berfungsi dan dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh pengguna. Walaupun seiring dengan perkembangan zaman dan pembangunan, jalan tersebut tidak lagi berperan sebagai jalan By Pass yang mengakomodasi kendaraan dengan kecepatan tertentu pada jalan tersebut. Semua ini memang sebagai konsekwensi logis dari berubahnya pola kehidupan masyarakat yang tidak sebanding dengan kemampuan tata ruang daerah mengakomodasi perubahan tersebut.
Tetapi kali ini kita tidak membicarakan itu, tetapi lebih kepada masalah yang diciptakan oleh jalan tersebut yang berkenaan dengan terhalangnya aliran air dari hulu dibagian Timur kota Padang yang berdataran tinggi ke hilir yang berdataran rendah dibagian Barat. Sebagaimana kita ketahui lebih dari 80 % panjang jalan tersebut berada di wilayah kota Padang yang melintasi beberapa sungai yang sebagian besar sudah berkurang daya tampungnya. Tepat diwilayah kota Padang letak geografis jalan tersebut membentang dari arah Selatan ke Utara melewati pemukiman padat penduduk.
Mencermati sedikit uraian diatas, ada beberapa kata kunci yang akan dijadikan sebagai bahan pemikiran dan inspirasi bagi kita yaitu aliran air, daya tampung sungai, letak geografis dan pemukiman padat penduduk.
Saat ini fungsi hutan sebagai penyangga air sudah semakin hilang, aliran air semakin bebas masuk kebadan air melalui sungai, sementara diakibatkan oleh degradasi hutan yang terus menerus telah mengakibatkan erosi berkepanjangan yang membuat sungai juga mengalami kehilangan daya tampung akibat sedimentasi.
Sementara pada bagian lain pemukiman penduduk yang belum tentu memperhatikan ini sebagai referensi tata ruangnya ikut memperburuk keadaan. Resapan tidak ada lagi pada pemukiman yang sudah terbangun. Pemukiman paling banyak saat ini justru juga terjadi disebelah Barat jalan Padang By Pass ini juga adalah pemukiman dengan kurang memperhatikan fungsi lahan untuk pembangunan. Drainase tidak dibangun sebagaimana persyaratan aliran dan dibuat tampa memperhatikan keseimbangan air dan jenis serta bentuk saluran. Terkesan sistem drainase tidak memperhatikan master plan dan pola aliran ke badan air sebagai pembuang akhir.
Dikaitkan dengan letak geografis jalan Padang By Pass yang membentang justru menghambat aliran air dari dataran tinggi kedataran rendah justru sekarang sudah menjadi bendungan terpanjang. Sesungguhnya hal ini tidak perlu terjadi jika pembangunan jalan ini sudah dilengkapi dengan drainase jalan dikiri dan kanan jalan tersebut sesuai dengan debit aliran serta mempertimbangkan fungsi lahan dengan matang.
Namun itulah yang terjadi saat ini dan masa yang akan datang, jika terjadi intensitas hujan yang cukup tinggi maka konsekwensi banjir disebelah Timir jalan Padang By Pass sudah tidak dapat dihindari lagi. Maka lengkaplah sudah problematika klasik kota Padang.
Untuk keluar dari masalah ini tentu ada, namun yang harus diperhatikan adalah kesungguh-sungguhan semua pihak untuk dapat melihat segala permasaalahan dengan bijak.
Tulisan ini hanya sebuah pemikiran yang tentu masih banyak implikasinya yang berkenaan dengan berbagai cabang ilmu, setidaknya ini dapat membuka sebuah wacana demi keseimbangan pembangunan dan segala sendi kehidupan dimasa yang akan datang.